Kemarin saya berkesempatan belajar Do & Don'ts yang perlu diperhatikan dalam membuat infografis di Blog. Bagaimana perjalanan creative saya dengan Canva selama ini? temukan jawabannya di artikel ini ya Wak :)
Perjalanan creative saya dengan Canva tidak terjadi saat saya berkenalan dengan aplikasi desain ini. Ada banyak pengalaman terkait dunia desain yang mengajarkan saya serba-serbi di dalamnya (jadi sebenarnya masih cupu juga sih hehe). Lets start with a story in a long long time ago.
Punya Circle Pertemanan Desainer
Sebagai seseorang yang punya interest yang tinggi dengan seni gambar, saya sangat suka berlama-lama mampir ke banyak galeri seni baik itu foto, lukisan tak luput juga desain. Meski kuliah 4 tahun di jurusan Pendidikan, Qadarullah saya punya banyak kenalan anak Seni. Mostly teman naik gunung, dua orang kakak kelas yang menjadi teman main saya adalah mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual. Eits itu juga bukan berarti kami satu kampus ya hihi. Dunia ini memang tak selebar daun kelor. Kami keep intouch sampai saat ini, kalo dihitung sudah 13 tahun sejak pertama kami bertemu di Camp pengungsian Gunung Merapi tahun 2010.
Dokumentasi pribadi saya saat ikut main bareng teman DKV |
Passion yang sama yang membuat kami masih saling berkomunikasi sampai saat ini. Saat saya melanjutkan kuliah pascasarjana, salah satu teman DKV ada yang melanjutkan studinya ke ISI Yogyakarta mendalami Fotografi. Saya sempat terlibat dengan proyek skripsinya, selain bertugas menjadi porter bawa tenda dan logistic (karena lokasi pemotretannya di gunung Prau Dieng waktu itu) saya juga dimintai bantuan untuk mentranslate skrip skenario pemotretan dari Bahasa ke Bahasa Inggris karena kebetulan modelnya adalah WNA.
Dokumentasi pengalaman menjadi porter Photographer |
Pengalaman yang seru karena saya jadi punya banyak pengalaman, bisa naik gunung Gratis, bisa uji nyali ngomong sama bule dan melihat betapa rempongnya pemotretan outdoor. Bagi saya yang sebelumnya langganan diminta jasanya jadi tukang foto keliling oleh teman-teman dekat, saya jadi belajar lebih banyak.
Menariknya poster/Banner foto karya teman itu masih sering saya temui di akun sosial media Cozmeed dan banyak dipajang di etalase Gerai Cozmeed di seantero negeri. Yep, proyek skripsi teman itu memang disponsori oleh retail satu ini. Informasi ini yang kemudian membuat saya berpikir, ternyata ada banyak peluang yang bisa terbuka saat kita serius nyemplung ke dunia grafis. Uwak bisa intip foto-foto hasil pemotretan saat itu di sini.
Punya Saudara Kandung Yang Juga Suka Desain
Adik saya mulai start kuliah saat saya masih di tahun terakhir saya kuliah. Saya sempat merasakan hecticnya mengantar si adik ini tes bakat di jurusan Desain Grafis tahun 2011 lalu. Saya senang sekali dia memilih jurusan itu, karena saya merasa itu cocok dengan kepribadiannya yang selalu punya banyak ide cemerlang.Salah satu desain tugas kuliah karya Adik |
Awal-awal kuliah dia sudah punya bekal kamera DSLR dan kami membuka jasa foto keliling bersama. Pengguna jasanya masih teman-teman saya yang tertarik dengan skill foto saya yang mereka kurasi lewat postingan sosial media. Disinilah saya mulai belajar lebih dalam tentang komposisi dalam sebuah gambar. Adik juga sering saya mintai pendapat tentang desain yg saya buat, dan ia mengajari beberapa tips yang belum saya ketahui.
Mempertemukan Sains Dengan Seni
Pengalaman ngulik canva untuk membuat infografis intens saya alami ketika saya diminta menulis dan membuat konten untuk marketing sebuah brand skincare organic. Pekerjaan yang saya dapatkan karena relasi dan branding saya di WA story. Yep, siapa sangka kecintaan saya pada sains dan seni bisa menghasilkan karya video edukasi yang menarik untuk keperluan branding sebuah produk.
Desain konten yang saya buat dengan Canva & Procreate |
Berawal dari ingin mengajak kenalan untuk beralih ke skincare aman dan mengedukasi komposisi bahan natural di dalamnya menggunakan dukungan data ilmiah dan jurnal, CEO brand skincare tersebut meminta saya untuk membuat video serupa (dengan lebih serius) untuk keperluan marketing brand miliknya.
Dari situlah hari-hari saya lalui dengan mengulik canva. Punya bayi yang jam tidurnya cukup panjang membuat saya lebih leluasa bermain dengan desain lewat smartphone.
Dari Pendidikan Profesi Guru Sampai Menjadi Freelancer
Lagi-lagi Power branding diri lewat Share Story di WA membuat saya mudah dikenali sebagai seorang creator. Dan klien merasa senang dengan cara saya membuat sebuah konten dengan style yang mengalir. Saya rasa skill ini juga tidak terbentuk dalam semalam. Pendidikan guru yang saya tempuh selama 4 tahun dan Pendidikan profesi guru berasrama yang saya lewati dengan penuh pressure selama satu tahun, punya andil cukup besar.
Membuat Infografis dengan Canva
Jika sebelumnya saya menggunakan canva untuk keperluan infografis dalam presentasi secara otodidak, alhamdulillah di usia saya yang belum genap 34 tahun ini masih diberi kesempatan belajar lagi tentang infografis dalam dunia blogging. Materi dari coach menyajikan banyak sekali do & don'ts dalam menampilkan infografis dalam blog.Dahulu saya membuat desain infografis dengan tampilan background yang ceria, saya mendapatkan insight baru bahwa background putih juga bisa menarik karena bisa menyatu dengan baik dalam tampilan theme blog yang saya miliki. Pemilihan font yang serasi dengan font theme juga perlu diperhatikan. Perhatikan before after tampilan desain di bawah ini ya Wak.
Desain sesudah Coaching |
Praktik! Praktik! Praktik!
Tagline dari coach Hamim ini yang terngiang-ngiang di telinga. Mirip-mirip dengan nasehat Abraham Lincoln tentang cara ampuh untuk melatih skil dan siap menghadapi tantangan yang sesungguhnya.
Seandainya saya mempunyai waktu sepuluh jam untuk menebang pohon, saya akan melewatkan delapan jam pertama untuk mengasah kapak saya.
Untuk keperluan konten yang saya buat selama ini saya biasa menggunakan keyword; Asian kids. Hal ini menyesuaikan dengan karakter pemirsa konten yang masih dalam satu posisi geografis, yaitu orang asia.
Itu dia Wak, perjalanan saya belajar desain, bermain dengan canva serta pelajaran terbaru tentang aplikasi canva untuk blog. Masih banyak materi menarik lainnya tentang canva yang Uwak bisa pelajari langsung ke blognya Coach Hamim. Terimakasih Coach ilmunya :)
Terimakasih sudah membaca cerita ini sampai selesai ya Wak 😊
Wah kaya pengalaman nih mbak. Keren uey.. circlenya mendukung banget itu untuk menjadi blogger level up. Btw, fitur dan keyword yg sering digunakan apakah?
BalasHapusAlhamdulillah Keyword sudah sy sempat mention diatas coach ☺, fiturnya yg belum. Hampir semua Usefull fiturnya, yg paling terbantu erase BG karena dl awal pakai canva vitur ini belum ada ya, jd terasa helpfull banget saat fitur ini di update 🙌
HapusMantap sekali pengalaman pakai canvanya mbak. Bisa nih lebih sering sharing lagi apalagi soal freelancingnya.
BalasHapusAamiin ibook, sbenernya aku jg baru di dunia freelance ini😘
HapusAsyik baca pengalaman Kka putri
BalasHapusMakasihh udah mampir kak 🥰
HapusSuka ulasannya mb Putri selalu lengkap ya. Foto-foto pendukungnya jg selengkap penjelasannya.
BalasHapushehe iya sekalian nostalgia bongkar file lama mba
HapusMasya Allah udah bestie banget ya sama Canva 😁 Keren, Mbak 👍
BalasHapusbaru banget bestiannya mb hehe
HapusArtikelnya menarik sekali kak.
BalasHapusSemoga lebih sering sharing tentang pengalaman kakak, sebagai freelancer maupun pengalaman ngulik canva.
terimakasih bu sudah mampir :)
HapusMenarik sekali kak pengalamannya pakai canva, Ditunggu sharing pengalaman berikutnya ya kak.
BalasHapus