temanturatea.com

Coto Kuda Jeneponto, Kuliner Khas Butta Turatea

Tinggal lama di Butta Turetea baru kali ini menyengajakan diri menikmati kuliner khas Coto Kuda Jeneponto. Mau tau gimana rasanya makan daging kuda di Warung Coto Kuda paling terkenal di Jeneponto? yuk ikuti ulasan saya setelah berkunjung Warung Coto Turatea Belokallong milik Haji Sukri Dg Rumpa. 


coto daging kuda butta turatea

Warung Coto Turatea Belokallong milik Haji Sukri Dg Rumpa ini sudah menarik perhatian dari dulu. Berlokasi di jalan Lanto Daeng Pasewang saya cukup sering melewatinya saat hendak ke Perpustakaan Daerah. Dari luar warung nampak tungku masak dengan api kayu dan panci berukuran 200 liter diatasnya. Asap perapian dan asap yang mengepul dari panci raksasa itu terlihat menggoda sekali.

Namun sebagai pendatang yang belum familiar daging dengan daging kuda, saya menyimpan rasa penasaran itu sejak lama. Warga di Jeneponto lebih suka mengkonsumsi daging kuda dibandingkan daging sapi. Bahkan rumah potong hewan di Jeneponto tidak menyembelih sapi. Daging sapi yang biasa saya dapatkan berasal dari rumah potong hewan di kabupaten sebelah yang jaraknya 45 km dari pusat kota Jeneponto.


Warung Coto Turatea Belokallong jeneponto
Warung Coto Turatea Belokallong milik Haji Sukri Dg Rumpa

Coto Kuda Jeneponto, Kuliner Khas Butta Turatea

Kuda memang istimewa di hati warga Jeneponto. Ada patung kuda yang dibangun menjadi icon salah satu taman di persimpangan jalan tersibuk di Jeneponto. Kuda juga menjadi komoditas yang cukup mahal. Kuda-kuda sengaja didatangkan dari luar daerah karena tingginya permintaan akan daging kuda. Tidak hanya dari wilayah Sulawesi melainkan didatangkan juga jauh-jauh dari pulau Sumba menggunakan jalur laut.


Daging kuda menjadi salah satu menu yang harus ada di acara-acara besar seperti pesta pernikahan, bahkan bakso daging kuda juga cukup banyak disediakan di rumah makan. Sementara warung yang menyajikan menu bakso daging sapi jumlahnya masih bisa dihitung jari. Jadi sudah terbayang ya betapa daging kuda menjadi menu spesial di Jeneponto.

Menu Signature

Menu signature yang disajikan di Warung Coto Turatea Belokallong adalah olahan daging kuda berupa coto dan konro. Atmosfer yang saya dapatkan di warung ini familiar dengan warung coto lain pada umumnya. Deretan meja panjang dan kursi-kursi plastik memenuhi ruangan. Di atasnya tersedia ketupat daun pandan yang bebas ambil sesuai kebutuhan pelanggan. Tak lupa ada garam, sambal, cuka, dan kecap.


warung coto haji sukri jeneponto
Suasana Warung Coto Turatea Belokallong

Pelayanannya juga cukup ramah. Satu mangkok coto disajikan dalam mangkok yang ukurannya cukup besar dibandingkan warung-warung coto yang saya kunjungi sebelumnya. Mungkin karena harganya yang juga terbilang lebih mahal, isian daging di mangkuk juga lebih banyak. Saya pribadi cukup puas dengan porsi satu mangkok coto tersebut.


Daftar Menu dan Harga

Satu mangkok coto kuda dibandrol dengan harga Rp. 35.000 bisa dinikmati dengan ketupat pandan yang seharga Rp. 2000 per buah. Ketupat ini disajikan terpisah di atas meja dan pelanggan bisa bebas ambil sesuai selera. Sedangkan satu mangkok Konro kuda disajikan dalam mangkok cap ayam dibandrol dengan harga Rp. 45.000. Berbeda dengan coto yang lengkap disajikan dengan usus dan jeroan lainnya, satu mangkuk Konro bersisi tulang-tulang lengkap dengan sumsum. Jika coto biasa dinikmati dengan ketupat, maka konro pasangannya adalah sepiring nasi putih. Sepiring nasi putih ini juga dibandrol dengan harga Rp. 2000.


daftar menu coto dan konro belokallong jeneponto
Daftar menu warung coto dan konro Turatea Belokallong

Aroma rempah dan kuah yang sangat kental sangat menggugah selera. Uniknya selain dinikmati sebagai menu kuliner yang mengenyangkan, daging kuda juga terkenal khasiatnya untuk menambah stamina. Bagi pengunjung yang belum terbiasa dengan menu khas Sulawesi mungkin akan memerlukan banyak edit dalam mangkuk mereka. Pasalnya hidangan coto kuda di warung ini memiliki rasa yang hambar, namun jangan khawatir karena di setiap meja disediakan garam yang bisa ditambahkan sesuai selera. Sudah menjadi pemandangan yang biasa juga pengunjung asli warga Jeneponto menambahkan cuka ke dalam mangkuk mereka.


Satu porsi Coto Kuda turatea
Satu porsi Coto Kuda


Satu porsi Konro Kuda di jeneponto
Satu porsi Konro Kuda

Lokasi dan Akses Warung Coto 

Lokasi warung sangat strategis, berada di jalan poros provinsi, jalan utama yang menghubungkan kota-kota kabupaten dari Makassar, Maros, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng sampai Bulukumba. Memberikan keuntungan yang sangat besar bagi Haji Sukri Dg Rumpa, sang pemilik warung. Pelanggan yang singgah ke warung coto ini tidak hanya warga Jeneponto namun juga para wisatawan yang dalam perjalanan menuju lokasi Pantai Wisata di Bulukumba.


Baliho di depan warung coto haji sukri September tahun 2023
Dokumentasi Baliho di depan Coto Kuda Turatea September tahun 2023

Keunikan menu coto daging kuda ini tidak hanya menarik minat warga Sulawesi namun juga para wisatawan dari luar Sulawesi. Kemarin bertepatan dengan kunjungan saya ke warung ini, saya menjumpai 3 mobil dengan plat E yang sedang melakukan touring Sabuk Sulawesi. Mereka singgah di Jeneponto dalam perjalanan dari Bulukumba menuju kota Makassar.

Saya sempat mendengar salah satu dari mereka bertanya kepada pramusaji apakah ada kepala kuda di warung saat itu. Sepertinya mereka ingin melengkapi pengalaman makan daging kuda dengan berswafoto bersama kepala kuda.
Lokasi warung cukup strategis dan mudah dicari, sudah ada pin lokasi di google. Pengunjung yang datang dari arah Makassar akan menemukan warung ini sebelum jembatan Belokallong. Saya rasa warung ini bisa menjadi tempat singgah dengan aksesibilitas yang sangat baik. Tidak jauh dari warung ada Alfamart dan Masjid Agung. Jadi pengunjung yang melintas bisa sekalian belanja kebutuhan dan istirahat sholat tidak jauh dari lokasi warung.

Bagi teman turatea yang penasaran ingin menikmati kuliner khas Jeneponto warung coto turatea ini sangat cocok dikunjungi. Selain menjadi warung yang sangat terkenal di Butta Turatea, menikmati daging kuda dengan bumbu coto khas Jeneponto akan melengkapi pengalaman kuliner teman-teman. Semoga ulasan warung makan kali ini bermanfaat ya teman turatea 😊 apakah teman turatea jadi penasaran setelah membaca ulasan ini? atau sudah pernah mencicipi coto kuda di tempat lain selain Jeneponto?

7 komentar

  1. Minggu lalu,aku dimasakin soto kuda dan ketupat daun pandan sama trman dari makassar. Pengalaman 1 makan daging kuda,gurih2 lembut,kenyal gimana gt. Doyan juga ternyata aku. Jadi pingin coba versi konro dan coto nya seperti ulasan mbak puput

    BalasHapus
    Balasan
    1. waah enaknya mbaa, bumbu soto khas mana mba? aku blm oernah masak soto kuda hihi, pasti beli yampung, menarik ini,. betul dagingnya lembut dan buat anak-anak tu cocok banget

      Hapus
    2. Kurang tahu,aku tinggal makan aja soalnya.hahaha

      Hapus
  2. Udh segedhe ini belum pernah makan daging kuda. Rasanya kek gimana ya? Sama daging sapi beda jauh kah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. dagingnya tu lembut mba kalo dibandingkan sapi, seratnya jg lebih kecil. kl ku goreng efortless g perlu di pukul2 anak balita bs makan. tapi kalau di bandingkan daging rusa, rusa yang paling lembut.

      Hapus
  3. Haaa...aq rindu makan coto kuda. Cuma sisihanku gag terlalu bahkan enggan memakan protein hewani yg cara masaknya direbus. Seporsi udah 35rb aja ternyata.

    BalasHapus